'Berbahagialah orang yang bersih hatinya, karena mereka akan memandang Allah'. Hati yang bersih membuat mulut dan mata juga ikut jadi bersih. Bukan hanya itu, hati yang bersih juga berdampak pada prilaku yang baik. Makanya kita harus bisa menjaga hati secara konsisten.
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
Materi khotbah di bukit ini sangat menggembirakan, terutama buat bangsa Yahudi yang sudah 400 tahun tidak ada pewahyuan. Ketika ibadah hanya sekedar rutinitas, sebentar lagi agama akan bau basi. Kemunafikan meraja lela, manusia lupa tujuan hidupnya. Dimana tidak ada pewahyuan manusia menjadi liar, karena tidak tahu arah langkah hidupnya. Mata jadi gelap karena hati kehilangan kuasanya. Bagaikan baterai yang habis setrumnya.
Kondisi ini membuat nurani menjadi tumpul atau berkerak. Ibarat lampu mobil, kacanya sudah berjamur sehingga sinar terangnya tida bisa menembus kegelapan. Bicaranya sangat religius namun prilakunya rakus seperti tikus. Senyumnya seperti malaikat, tetapi setiap hari berbuat maksiat. Kalau sudah bicara firman ia begitu fasih seolah hidupnya paling bersih. Penampilannya seperti rohaniawan yang baru turun dari sorga, namun aroma hidupnya tidak sedap. Ada apa dengan mereka? Ada masalah dengan hati nurani yang sedang terkena polusi. Kita semua, termasuk saya bisa terjebak jerat kemunafikan jika tidak bisa menjaga hati.
Itulah sebabnya harus sering melakukan "cleaning service". Kebiasaan mandi dua kali sehari harus dibarengi dengan bersih bersih hati nurani. Raja Daud melakukan setiap malam. "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"
Sebagai manusia biasa, Daud sadar benar bahwa hati manusia itu sangat licik. Ia tidak mau tertipu oleh hatinya sendiri, maka ia meminta Allah untuk melakukan 'check and recheck'. "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"
Renungan Oleh:
Pendeta Paulus Wiratno